Workshop dan Diskusi TVC: Dari Pembuatan Ide Hingga Eksekusi

TVC
Penulis: Grace Natali / Universitas Multimedia Nusantara News Service

Tak sembarang TV Commercial (TVC) bisa diterima dengan baik oleh konsumen. Dibutuhkan ide yang brilian, perencanaan yang tepat, dan eksekusi yang matang sehingga TVC bisa meningkatkan pejualan. Dua pakar industri periklanan, Kamis (12/3) lalu di Lecture Hall UMN, memberikan workshop dan sharing mengenai cara pengemasan TVC yang bisa memberikan dampak positif.

Televisi dapat dikatakan merupakan medium penyaji hiburan dan informasi yang bisa dinikmati berbagai lapisan kalangan dan golongan. Besarnya jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penikmat tayangan televisi. Hal inilah yang kemudian menarik hati banyak produsen untuk mengiklankan produk mereka melalui iklan televisi atau TV Commercial (TVC).

Sejalan dengan hal tersebut, dunia TVC dari tahun ke tahun pun berkembang pesat. Televisi setiap harinya dibanjiri oleh beragam TVC dari berbagai varian brand. Saat ini, sebanyak hampir 5000 TVC di Indonesia diproduksi setiap tahunnya. Hanya saja, dengan melimpahnya TVC otomatis harus membuat para insan kreatif TVC berpikir keras agar iklannya terlihat menonjol dan mendapatkan awareness dari konsumen.

Menurut Raymond Copa, Associate Creative Director of Dentsu Digital & Creative Group Head at Leo Burnett dalam “Workshop dan Diskusi Kreatif Pembuatan TVC”, iklan merupakan faktor penting dalam menjual sebuah produk. Oleh karena itu, penting memproduksi sebuah iklan yang berkualitas. “We create emotional relationships between the consumer and the brands. Sebagai pelaku dunia periklanan kita harus mampu meciptakan koneksi antara konsumen dengan brand yang kita jual,“ imbuhnya.

Pria yang sudah 15 tahun berkecimpung dalam dunia ini pun memberikan tips bagi insan kreatif yang ke kehabisan ide dalam membuat TVC. “Ada 10 metode yang bisa dipakai untuk menghasilkan TVC berkualitas, antara lain demo and facts, show the need or problem, komparasi, exemplary story, benefit causes story, testimonial dari presenter, menggunakan selebritis, show exaggeration of benefit, analogi, dan borrowed format or parody,” papar Raymond sembari menujukkan beberapa contoh iklan yang terkait dengan format-format tersebut.

Di samping memiliki ide brilian, eksekusi yang baik juga memegang peranan yang tak kalah penting. Menurut Johar Prayudhi, Film & TV Commercial Director Indonesia, dibutuhkan perencanaan dan alur kerja yang matang sejak proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.

“Pertama setelah mendapat brief dari klien terkait iklan yang ingin diproduksi, tim kreatif akan membuat ide yang apabila disetujui klien barulah akan berkolaborasi dengan production house yang akan mengeksekusi TVC tersebut. Setelahnya, akan dibuat timeline pembuatan TVC. Proses produksi kemudian akan diikuti oleh proses offline dan online editing,” jelas Yudhi.

Namun, faktor terpenting dari sebuah TVC adalah kemampuannya untuk meningkatkan sales dari produk yang dijual. “TVC yang berhasil adalah TVC yang bisa meningkatkan penjualan produk. Sebab, jika tidak, walaupun TVC tersebut memenangkan banyak award, ia tidak menjadi medium yang efektif bagi brand,” kata Yudhi menutup “Workshop dan Diskusi Kreatif Pembuatan TVC”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.