“Kemampuan adaptasi sangat dibutuhkan ketika mahasiswa study di luar negeri. Mereka harus tahu dan mengerti budaya maupun bahasa yang digunakan,” kata Turnomo Rahardjo, pemakalah yang karya ilmiahnya terpilih sebagai makalah terbaik dengan judul “Adaptasi Budaya Mahasiswa Internasional Universitas Diponegoro”, Rabu (20/05).
Dalam karya ilmiah tersebut, ia menyoroti bagaimana mahasiswa internasional yang berkuliah di UNDIP melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan dan budaya yang baru. Adaptasi budaya menjadi penting dan menarik untuk diteliti karena pengamatannya menemukan bahwa ada mahasiswa internasional di UNDIP yang mengalami kegagalan studi. Turnomo yang berprofesi sebagai dosen UNDIP dan mengajar mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi ini menyimpulkan bahwa masalah kemampuan berbahasa yang rendah membuat mahasiswa internasional gagal dalam studi.
Menurut Turnomo, terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memungkinkan komunikasi atau kegiatan manusia antar negara ASEAN akan terjadi interaksi langsung. “Orang Indonesia menempuh pendidikan di Vietnam, atau orang Thailand menempuh pendidikan di Indonesia. Jadi adaptasi adalah kata kunci dan salah satu faktor keberhasilan studi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa faktor lain itu penyebab mahasiswa internasional gagal dalam studi adalah karena kebanyakan dari mereka tinggal bersama dalam satu rumah dengan orang-orang yang berasal dari negara yang sama. “Mahasiswa internasional tidak akan mengalami proses adaptasi yang baik. Akan lebih baik bila mereka tinggal dengan orang-orang yang berbeda negara dengan mereka,” kata Turnomo yang memiliki dua mahasiswa internasional berasal dari Turki dan Turkmenistan.
Ia menyelesaikan makalah ini selama enam bulan. Berdasarkan pengalaman pribadinya, mahasiswa yang berasal dari Turkmenistan mengalami kecemasan dan ketidakpastian selama berinteraksi di Indonesia dan cenderung menyendiri. Hal itulah yang menginspirasinya dalam menentukan ide makalah.
(Danielisa Putriadita / Ultimagz)
Editor: Ghina Ghaliya