Kunjungan Universitas Sahid ke Fakultas Ilmu Komunikasi UMN

Produksi Feature Berita & Dokumenter
Istilah dokumenter dan feature dalam industry televisi seringkali memiliki pengertian yang tumpang tindih. Pada akhirnya praktisi industri pertelevisian membedakan kedua istilah tersebut berdasarkan kebiasaan atau tradisi tanpa ada definisi teoretis yang benar-benar memuaskan.
Benarkah kedua istilah itu memiliki pengertian yang berbeda? Bagaimana sebenarnya keterkaitan dokumenter dengan feature televisi? Mari kita telaah kedua istilah tersebut berdasarkan konsensus istilah baku di bidang sinematografi, pertelevisian dan jurnalisme.
Cerita Dari Gang Tempe

Jam menujukkan pukul 5.45 pagi, ketika embun masih memberikan semburat pada daun-daun yang menunggu mentari. Saat itulah perjalanan menuju daerah Cipondoh, Tangerang Kota dimulai. Di sana, dapat ditemui sosok seorang pria bertubuh mini menjajakkan Koran dagangannya di pinngir lampu merah arah Banjar Wijaya. Sejuk semilir angin menerpa setiap permukaan kulit wajah siapapun yang membuka jendela mobil mereka dan membuka penutup helm kendaraan beroda dua. Ketika tiba dilokasi, belum juga terlihat sosok yang mampu membuat orang-orang kagum jika mendengar cerita darinya. Setelah tak berapa lama menunggu, terlihat seorang pria mengunakan kemeja lengkap dengan topi serta lengan yang penuh dengan koran edisi baru. Ahmad namanya, seorang Bapak yang memiliki keterbatasan fisik namun tak pernah lelah untuk mencari nafkah halal dari hasil keringatnya sendiri.
Pentingnya Briefing Book dalam Press Conference
Salah satu kegiatan komunikasi perusahaan untuk menjangkau audiens-nya adalah dengan melakukan press conference. Press conference merupakan sebuah acara pers yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan publisitas media. Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan untuk mengklarifikasi sebuah isu, meluncurkan produk baru, mengomunikasikan keberhasilan perusahaan, dan tujuan lainnya sesuai dengan kepentingan perusahaan.
Politik Sastra Politik

Buku kumpulan puisi esai Atas Nama Cinta adalah sebuah karya yang laik menjadi obyek analisis dengan menggunakan pendekatan bentuk dan isi secara bersamaan. Lima puisi esai karya Denny J. A. ada di dalam buku tersebut. Format puisi esai menjadi pilihan Denny untuk berkarya dan mengungkapkan cinta sekaligus kegelisahannya terhadap realitas sosial-politik yang kadang penuh diskriminasi. Format puisi esai dan kegelisahan terhadap diskriminasi itulah yang menjadi batu loncatan bagi penulis untuk “mengiris” dan “menusuk” lebih dalam dengan menggunakan Politik Sastra Politik sebagai pisaunya.
APAKAH “LANDING” MULUS AMAN?
Pendaratan adalah rangkaian akhir dari suatu misi penerbangan, setelah hampir 90 persen seluruh rangkaian kegiatan penerbangan yang cukup menyita konsentrasi pilot pesawat. Nampaknya bukan hanya sang penerbang saya yang butuh konsentrasi penuh. Secara tak sadar kita pun ikut berkonsentrasi penuh. Adrenalin memuncak sebab pendaratan adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh semua penumpang. Bagi yang tidak sering bepergian dengan menggunakan pesawat, pastinya akan merasa cemas dan berharap pendaratan berjalan mulus.
“Jurnalisme” Obor Rakyat
Obor Rakyat memang membuat heboh, karena isinya penuh dengan kampanye hitam yang menyerang calon presiden Joko Widodo. Ia penuh dengan hasutan berbau SARA (Suku, Agama, dan Ras), seperti menuduh Jokowi keturunan Tionghoa, beragama Kristen, digerakkan kelompok lain untuk kristenisasi, sampai capres boneka. Ini sebenarnya, sebuah fenomena yang tidak mengherankan di tengah musim kampanye presiden yang sedang panas. Kita bisa lihat beredarnya banyak materi-materi hitam yang bertujuan untuk menjatuhkan para calon presiden, terutama di sosial media. Namun Obor Rakyat barangkali adalah yang pertama menggunakan format jurnalistik arus utama berupa tabloid.
Thio Him Tjiang, Pesebakbola Nasional 1950-an

Tahun 1953, ia masuk dalam tim sepakbola nasional Indonesia. 8 tahun ia berjuang mengharumkan nama Indonesia lewat dunia olahraga. Tahun 1956, tim Indonesia mengikuti olimpiade di Melbourne, Australia. Tim Indonesia berhasil menahan Uni Soviet (saat ini Rusia) 0-0, di mana Uni Soviet merupakan salah satu tim terkuat saat itu. Walau akhirnya kalah 4-0 pada pertandingan ulang, nama Thio Him Tjiang tercatat sebagai bagian dari salah satu pertandingan paling bersejarah bagi tim sepakbola Indonesia.